});

Friday, December 1, 2017

wisata candi borobudur

CANDI BOROBUDUR 
candi borobudur 

Sejarah candi borobudur
telusurdunia.ga Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.

Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa mereka mungkin awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di Dataran Kedu. Berdasarkan Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya memerintahkan pembangunan bangunan suci Shiwalingga yang dibangun di perbukitan Gunung Wukir, letaknya hanya 10 km (6,2 mi) sebelah timur dari Borobudur. Candi Buddha Borobudur dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebih awal sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M.


candi borobudur
Pembangunan candi-candi Buddha  termasuk Borobudur saat itu dimungkinkan karena pewaris Sanjaya, Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi. Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya, Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan kepada sangha (komunitas Buddha), untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 778 Masehi. Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa pada masyarakat Jawa kuno, agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai konflik, dengan dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai pembangunan candi Buddha, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi diduga terdapat persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu — wangsa Syailendra yang menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa — yang kemudian wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu Boko. Ketidakjelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan, candi megah yang dipercaya dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan Borobudur milik wangsa Syailendra, akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana toleransi dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.

Tahapan pembangunan Borobudur
candi borobudur

Berikut adalah perkiraan tahapan pembangunan Borobudur:

Tahap pertama: Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan kurun 750 dan 850 M). Borobudur dibangun di atas bukit alami, bagian atas bukit diratakan dan pelataran datar diperluas. Sesungguhnya Borobudur tidak seluruhnya terbuat dari batu andesit, bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak, tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. Dibangun tiga undakan pertama yang menutup struktur asli piramida berundak.
Tahap kedua: Penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar yang diatasnya langsung dibangun stupa tunggal yang sangat besar.
Tahap ketiga: Terjadi perubahan rancang bangun, undak atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak ini dengan satu stupa induk yang besar di tengahnya. Karena alasan tertentu pondasi diperlebar, dibangun kaki tambahan yang membungkus kaki asli sekaligus menutup relief Karmawibhangga. Para arkeolog menduga bahwa Borobudur semula dirancang berupa stupa tunggal yang sangat besar memahkotai batur-batur teras bujur sangkar. Akan tetapi stupa besar ini terlalu berat sehingga mendorong struktur bangunan condong bergeser keluar. Patut diingat bahwa inti Borobudur hanyalah bukit tanah sehingga tekanan pada bagian atas akan disebarkan ke sisi luar bagian bawahnya sehingga Borobudur terancam longsor dan runtuh. Karena itulah diputuskan untuk membongkar stupa induk tunggal yang besar dan menggantikannya dengan teras-teras melingkar yang dihiasi deretan stupa kecil berterawang dan hanya satu stupa induk. Untuk menopang agar dinding candi tidak longsor maka ditambahkan struktur kaki tambahan yang membungkus kaki asli. Struktur ini adalah penguat dan berfungsi bagaikan ikat pinggang yang mengikat agar tubuh candi tidak ambrol dan runtuh keluar, sekaligus menyembunyikan relief Karmawibhangga pada bagian Kamadhatu
Tahap keempat: Ada perubahan kecil seperti penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu, serta pelebaran ujung kaki.

Transportasi ke Candi Borobudur
para pengunjung

Peta wisata kawasan Borobudur.
Candi Borobudur secara administratif terletak di Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, sekitar 45 km arah utara dari kota Jogja, 20 km arah selatan dari kota Magelang, dan 90 km dari kota Semarang. Rute yang dapat ditempuh bisa via udara, yaitu penerbangan ke Jogja (Bandara Adisucipto) maupun Semarang (Bandara Ahmad Yani) dilanjutkan dengan perjalanan darat, ataupun bisa via darat dengan naik angkutan umum atau dengan kendaraan pribadi.

Dari Jogja

Dari kota jogja kamu bisa ke Terminal Bus Giwangan atau Sub Terminal Bus Jombor, kemudian naik bus jurusan Borobudur. Rute bus ini kalau dari terminal Giwangan - Ringroad - Gamping - Terminal Jombor - Jl. Magelang - Sleman - Terminal Bus Muntilan. Bus ini biasanya ngetem di terminal muntilan sekitar 30 menit, kemudian dilanjutkan ke terminal bus Borobudur. Jogja - Borobudur sekitar 45 km. Waktu tempuh sekitar 1,5 jam (diluar ngetem di terminal).

Setelah sampai terminal bus Borobudur dapat dilanjutkan dengan Jalan Kaki (sekitar 500 m) atau naik becak atau naik dokar. Sampailah kamu di pelataran Candi Borobudur.

Apabila kamu menggunakan mobil pribadi, rute yang ditempuh dari Kota Jogja adalah : Jogja - Jl. Magelang - Sleman - Tempel - Salam - Muntilan - Palbapang (pertigaan setelah muntilan, sebelum blabak; belok kanan) - Mendut - parkiran Borobudur. Jarak sekitar 45 km, dengan waktu tempuh lalu lintas normal 1 jam.

Bagi yang bawa mobil parkir di dalam taman wisata (di dalam pagar), sedangkan bagi yang pake sepeda motor parkir harus diluar.

Dari Semarang

Dari Kota Semarang kamu bisa ke terminal bus semarang, naik bus jurusan Jogja. Rutenya adalah Semarang - Ungaran - Bawen - Ambarawa - Pringsurat - Secang - Terminal Magelang. Kamu bisa turun di terminal Magelang terus naik bus jurusan Borobudur. Atau kamu bisa juga turunnya di pertigaan Blondo (pertigaan antara mertoyudan dan blabak) atau turun di pertigaan palbapang (pertigaan antara blabak dan muntilan). Dari Blondo atau Palbapang, baru kamu naik jurusan Borobudur. Jarak Semarang-Borobudur sekitar 90 km, waktu tempuh sekitar 3 jam (sampai magelang) ditambah setengah jam (sampai borobudur), total 3,5 jam.

Dengan kendaraan pribadi. Dari semarang ambil arah ke ungaran - bawen (pertigaan bawen belok kanan, jangan yang lurus, kalo lurus ke salatiga/boyolali) - ambarawa - pringsurat (temanggung) - secang - magelang - mertoyudan - pertigaan Blondo belok kanan lurus lewat depan Kantor bupati magelang - trus belok kanan di pertigaan kolam renang Karet - parkiran Borobudur.


semoga bermanfaat bagi para telusur dunia

No comments:

Post a Comment